Kisah Seorang Anak yang Ingin Merubah Nasib Part 1
Tiba malam hari di desa jam 07.00 malam itu sudah sangat sepi dan biasa
Emi sudah pulang kerumah tetapi padah hari itu Emi belum pulang dan ibu sudah
mulai khawatir takut terjadi sesuatu pada anaknya. Ya karena ibu ini hanya
tinggal berdua saja dengan anaknya sebab suami ibu ini meninggal dunia karena
penyakit paru paru. Mungkin bila saat itu ibu meliliki uang yang banyak
suaminya bisa tertolong. Dan itu yang memotivasi ibu untuk menjadi kaya agar
bisa menolong orang orang yang membutuhkan uang banyak. Jam sudang menjukan
pukul 08.00 tapi Emi belum juga pulang, dan ibu membuka jendela rumah sekedar
merasakan angin malam desa kala itu. Sambil berdiri di depan jendela di temani
hembusan angina malam dan suara jangkrik, terlihat seorang wanita dari
kejauhan. “Apa kah itu Emi ?” ….dalam hati. Dan ternyata bukan. Ibu itu tetap
berdiri di depan jendela dan menunggu kedatangan anaknya tak lama kemudian
terlihat sebuah lampu yang meyoroti ke arah rumah ibu dengan suara yang tak
asing lagi, ya itu Emi, dia diantar oleh seorang pria yang dekat dengannya
mungkin itu alasan Emi untuk tetap tinggal di desa pikir ibu. Tokk…Tokkk
Assalammualaikum Ibu, Emi pulang… tanpa menjawab salam ibu langsung menghampiri
Emi dan bertanya “kenapa baru pulang jam segini” kata ibu. Tanpa menjawab
pertanyaan si ibu emi langsung mengenalkan pria yang mengantarnya pulang. “ibu
ini kenalin Sendi temen Emi di sekolah” kata Emi, sembari ibu bersalaman dengan
Sendi, Emi menceritakan mengapa ia pulang telat. “Jadi tuh sehabis Emi ngajar,
Emi ngerjain tugas sama Sendi terus makan di pecel langganan kita dulu buk, dan
ini Emi bawain buat ibu.” Sambil memberikan nasi pecel ke ibu. Disini ibu mulai
mengenang lagi, dulu waktu bapak Emi masih ada kami sekeluarga sering makan di
warung pecel itu sampai akhirnya bapak meninggal kamu sudah jarang makan disana
karna itu membuat ibu merasa sedih dan teringat almarhum bapak. Tak lama
kemudian Sendi berpamitan untuk pulang karna sudah larut malam dan jalanan di
desa sangatlah sepi tak seperti di kota yang ramai orang. Setelah Sendi pulang
dan menutup pintu ibu kembali membahas tentang perbincangan siang tadi, lalu
ibu mengajak Emi untuk menemaninya makan, sambil makan ibu memulai bertanya
kepada Emi “Bagaimana selepas kau lulus nanti kita jual rumah ini dan kita
pindah ke kota ?” kata ibu. Disini Emi kaget. “apa ibu tega menjual peninggalan
bapak hanya untuk pindah ke kota ?” kata Emi dengan nada agak tinggi. Disini
ibu sedikit merenung dan berfikir kembali apakah bener dia akan benar-benar
mewujudkan keinginannya. Nasi pecel yang masih lumayan banyak itu pun tak
termakan mungkin karna ibu jadi tidak nafsu untuk memakannya, lalu Emi
meninggalkan ibunya di meja makan dengan muka kesal.
0 Response to "Kisah Seorang Anak yang Ingin Merubah Nasib Part 1"
Posting Komentar